Sabtu, 14 Maret 2009

Renunganku.... Tentang Rasulullah


Bissmillah...
Lebih sudah empat belas abad yang lalu, seorang yang sangat luar biasa hebat, orang yang sangat sempurna, baik di mata ALLAH, malaikat maupun manusia lainnya, telah hadir dan terlahirkan dengan sempurna. Beliau adalah Rasulullah SAW... Cahaya di atas cahaya... Manusia yang teramat agung, luhur dan indah... Manusia yang selalu aku rindu untuk berjumpa... Manusia yang selalu aku sanjung di setiap kesempatanku... Manusia yang selalu aku sebut namannya...

Ritualitas ibadahnya tidak bisa dibandingkan... Tingkat spiritualnya pun tidak bisa disejajarkan dengan sesudahnya.... sangat luar biasa... Dia adalah seorang pemimpin sekaligus sebagai imam, dia seorang saudara sekaligus sahabat, dia seorang bapak sekaligus pelindung keluarganya, dia seorang manusia yang sekaligus Rasul ALLAH, yang selalu dicintai ALLAH, tentulah wajar jika dia dicintai umatnya...

Ada karakter hebat yang melekat pada dirinya, menempel pada relung hatinya, menyergap di setiap langkah dan ucapannya, yang tentunya harus diikuti oleh semua umatnya, apalagi diikuti oleh para orang yang mengaku pemimpin, baik pemimpin daerah, pusat, instansi bahkan negara, yaitu 4 sifat wajib Rasul; Shidiq, amanah, tabligh, dan fatonah.

Umat, yang mengaku umat Rasulullah, seharusnya bersifat sidiq atau jujur. Jujur dalam bertutur, jujur di dalam bekerja, jujur pula di dalam berstatement dan bertindak. Jujur pada diri sendiri, pun jujur pada orang lain. Jangan membohongi hati nurani yang putih, yang setiap insan pasti memilikinya.

Umat pun harus amanah, atau istilah kerennya adalah profesional. Mau dan mampu (ingat bukan hanya mau, tetapi mampu) mengerjakan dengan karena ALLAH semua pekerjaan yang dibebankan kepada dia. Bertanggung jawab secara ikhlas, bukan karena ingin dipandang atau dipuji orang. Maksimal dalam etos kerja, bukan karena takut ditegur atasan, atau ABS – Asal Bapak Senang. Semangat dalam bertindak, bukan karena takut kehilangan jabatan. Berkeras hati untuk menegakkan kebaikan, bukan lantas terpuruk karena ada tekanan sebuah pihak, yang sangat kecil di mata ALLAH.

Tabligh, adalah sifat berikutnya, yang Rasulullah contohkan untuk kita, umat yang beliau cintai dan sayangi. Tabligh berarti berani untuk menyampaikan sesuatu, walaupun itu pahit, karena kejujuran adalah segalanya. Katakan salah, jika memang itu salah. Katakan benar, jika memang itu benar. Jangan jaga dirimu sendiri saja untuk tidak masuk api neraka, namun juga ajak, selamatkan dan tarik orang lain, saudara-saudara kita dan seluruh keluarga kita untuk pun tidak terjerumus ke dalam lubang kenistaan, ke luar dari lubang kehancuran. Jangan menjadi orang yang egois, yang membiarkan kerusakan, kebohongan, kehancuran, desintegrasi moral terjadi di depan pelupuk matanya, lalu dia hanya bicara “yang penting gue enggak”, lalu tersenyum simpul karena melihat orang lain mengerjakan sebuah kesalahan yang itu-itu juga. Tegur dia, ingatkan mereka, bawa mereka ke alam yang bening dan cahaya indah milik ILLAHI RABBI. Kadang keimanan level kedua ini sangat luar biasa berat dan terkadang melelahkan. Kadang orang lain menganggap bahwa kita bertentangan dengan mereka, melecehkan atau berkonfrontasi dengan mereka, karena ada sebuah kesalahan yang memang harus diluruskan, padahal itu semua dalam rangka mengajak dan mengingatkan kepada kebenaran.

Fatonah, pun adalah sifat wajib bagi Rasulullah. Seharusnya wajib pula bagi kita umatnya. Umat islam harus cerdas dan pintar. Kejujuran dan kepintaran harus berjalan seiring dan beriringan. Sehingga, Islam akan menjadi besar di diri kita, negara ini dan bumi ALLAH, Tuhan semesta alam. Islam akan kembali berperadaban.

Inikah semua yang aku miliki? Aku pikir tidak... Aku rindukanmu ya Rasul, aku merindukanmu hadir di sisi ini...

Alhamdulillah...